Monday, April 25, 2011

Pengawasan penggunaan bahasa

Sehari-hari pemakaian bahasa Indonesia telah sangat dipengaruhi oleh bahasa daerah dan sebagainya, sehingga timbul pikiran apakah bahasa Indonesia mempunyai suatu standar atau tidak. Pengucapan mau pun ejaan dalam bahasa tertulis tidak lagi menurut kaidah-kaidah yang ditentukan, seperti memiliki diucapkan memilik-i, atau meletakkan ditulis meletakan. Begitu juga pemakaian peribahasa, seperti "tidak dipandang sebelah mata", yang kalau tidak salah, dimaksudkan: sama sekali tidak diperhatikan. Dalam hubungan ini, mungkinkah orang mendang orang lain dengan memejamkan sebelah matanya? Kecuali orang yang matanya hanya berfungsi satu. Boleh dikatakan, bahwa pemakaian akhiran kan atau i sudah bercampur-aduk, seperti memenangkan dan memenangi. Sayangnya tidak ada lembaga atau otoritas yang mengurus bahasa, memberikan petunjuk-petunjuk, sehingga kesalahan atau kekeliruan tersebut tidak menjadi kebiasaan, yang menyebabkan bahasa Indonesia dipakai seenak dan semampunya saja, oleh setiap orang dalam setiap kesempatan, formal atau tidak. Mudah-mudahan pendapat orang awam ini menjadi perhatian bagi yang berwenang dan mempunyai otoritas dalam bahasa kebangsaan Indonesia ini.

No comments:

Post a Comment